Minggu, 29 Mei 2011

Manusia dan Harapan

Harapan merupakan kata yang banyak dibicarakan oleh orang dan banyak sekali orang yang ingin harapan-harapan mereka dapat terwujud. jika saya artikan, harapan itu adalah suatu keinginan akan sesuatu yang ada dalam diri kita, dan keinginan tersebut semaksimal mungkin ingin diwujudkan dalam kehidupan yang nyata. setiap orang memilliki sejuta harapan dan impian, tapi terkadang harapan tersebut hanyalah impian belaka jika kita tidak berbuat sesuatu yang nyata terhadap harapan yang kita buat. semisalkan kita ingin hidup bahagia, akan tetapi kita hanya bermalas-malasan saja. sehingga harapan untuk hidup bahagia tidak mungkin tercapai jika kita hanya bermalas-malasan saja. mulai dari sekarang mari kita gantungkan sejuta harapan setinggi langit dan coba railah dengan sejuta kerja keras untuk mencapainya.

Manusia dan Kegelisahan

Jika kita membicarakan tentang tingkah laku dari manusia, pasti hal itu tidak akan ada habisnya. membicarakan tentang kesenangan maupun kesedihan, merasa untung atau rugi, ketawa atau pun perasaan yang ada dalam setiap diri manusia pasti selalu berubah. dinamika kehidupan itulah yang menjadikan hidup ini menjadi sangat indah. bisa kita bayangkan bila kita selalu merasa senang secara terus-menerus sungguh tak terbayang hal tersebut. 

Selanjutnya ada salah satu sifat manusia yang akan kita bicarakan, dalam hal ini sifat tersebut adalah bagaimana seoarang manusia dapat merasa gelisah akan sesuatu. gelisah merupakan salah satu sifat manusia yang terkadang kita tidak tahu asal muasal dari kegelisahan tersebut. gelisah menurut saya merupakan ketakutan yang tidak tahu akan dimana asal dari ketakutan tersebut. bisa dikatakan gelisah itu merupakan suatu pesan singkat yang telah disampaikan kedalam tubuh kita karena akan ada sesuatu yang akan terjadi. seperti kehidupan gelisah itu terkadang benar dan terkadang pula salah. tentu kita tidak menginginkan rasa gelisah itu selalu mengikuti diri kita.

Minggu, 08 Mei 2011

Diri kita atau tidak sama sekali (Manusia dan Tanggung Jawab)

Mendengar kata tanggung jawab tentu merupakan sebuah kata yang sangat mudah diucapkan akan tetapi sangat sulit untuk dikerjakan. Mengapa tidak, terkadang kita hanya ingin melakukan sesuatu tetapi jika hal tersebut gagal kita seolah-olah lempar batu sembunyi tangan, atau artinya kita lepas dari tanggung jawab perbuatan kita tadi.

Tanggung jawab dapat dihubungkan dengan arti dari Keadilan. karena terkadang dalam sebuah kasus si A yang melakukan akan tetapi si B yang merasakan dampaknya. karena hal tersebutlah Keadilan sangat berkaitan erat dalam tanggung jawab.

Kita tidak perlu menyinggung jauh-jauh soal tanggung jawab kepada para wakil kita di DPR. tetapi coba kita singgung diri kita yang sudahkah kita bisa mempertanggung jawabkan status kita sebagai anak, sebagai orang tua, sebagai kakak, sebagai adik dan lain sebagainya. tentu jika setiap individu sudah memahami akan arti dari tanggung jawab. Tentu bangsa Indonesia akan menjadi bangsa yang bermartabat.


Remaja Harus Kuat (Manusia dan Pandangan Hidup)

Tentu kita pernah mendengar nasihat orang tua kita yang menyatakan bahwa setiap orang haruslah memiliki pandangan hidup, jika orang tersebut tidak memiliki hal tersebut maka dia takkan tahu arah perjalanan hidupnya dan hanya akan dijadikan boneka mainan oleh arus perkembangan zaman.

Nasihat orang tua diatas tentu telah menyinggung diri kita, apakah diri kita sudah memiliki pandangan hidup yang mantap atau belum. kita sebagai generasi muda merupakan generasi yang krisis akan pandangan hidup. Banyak remaja yang hanya menggantungkan pandangan hidupnya pada perkembangan zaman. yang sebenarnya jika remaja memiliki pandangan hidup atau visi dan misi yang kuat. tentu dia tidak akan terbawa oleh arus perkembangan zaman tetapi dia akan membuat zaman mengikuti kehidupannya.

Bukanlah hal mudah untuk memiliki pandangan hidup yang mantap. tetapi jika kita mau berusaha tetap teguh pada pandangan hidup kita hal itu akan menjadi mudah. bukan kah sebuah pandangan hidup akan membuat hidupmu lebih berarti dan tidak akan tersesat di zaman yang serba cepat ini.

Susahnya Mencari Keadilan (Manusia dan Keadilan)

Jika kita mendengar kata "Keadilan" tentu kita masih mendengar sila Pancasila yang ke V yaitu Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Para pendiri bangsa mengharapkan para penerus bangsa terututama para generasi muda untuk dapat menciptakan suatu keadilan dalam lingkungan masyarakat.

Tetapi jika kita melihat kenyataan pada saat ini, setelah sekitar 65 tahun bangsa Indonesia merdeka dari penjajahan para penjajah. Keadilan merupakan sebuah kata yang sangat sulit untuk diciptakan dalam lingkungan masyarakat Indonesia. hal itu dapat kita lihat bagaimana orang yang kaya makin kaya dan orang yang miskin makin miskin.

Hidup tanpa adanya baik dan buruk, bagus dan jelek ataupun kaya dan miskin memang terasa monoton. Adapun langkah yang bisa kita berikan pada Indonesia ini adalah untuk selalu berjuang memberantas kemiskinan dengan diadakannya bakti sosial. Pelatihan untuk para pengemis dan lain-lain. Semoga Indonesia yang merupakan negara yang makmur, yang diapit oleh dua samudera pasifik dan hindia, lalu diapit oleh dua benua austtralia dan Asia dan juga memiliki tanah yang subur makmur dapat menjadi bangsa yang disegani oleh dunia.

Rabu, 04 Mei 2011

Meneladani Akhlak Rasulullah Saw

Ciri utama Rasulullah saw yang paling menonjol adalah akhlak beliau yang sangat mulia. Kemuliaan akhlak beliau diakui bukan hanya oleh kawan, tapi juga oleh lawan. Tak terhitung berapa banyak tokoh-tokoh kafir yang semula memusuhi beliau, berbalik menjadi pendukungnya yang paling tangguh.

Bahkan kemuliaan akhlak beliau itulah, bukan pedang sebagaimana yang dikatakan oleh musuh-musuh Islam, menjadi rahasia besar di balik keberhasilan dakwah Islam. Allah Tuhan semesta alam memuji beliau dengan firman-Nya, “ Sesungguhnya engkau Muhammad benar-benar berbudi pekerti yang agung.” ( QS.Al-Qalam (68):4 ) Pujian siapakah yang lebih besar dan lebih jujur daripada pujian Allah, SWT?

“Sesungguhnya telah datang kepada kalian seorang rasul dari dirimu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan kebaikan untukmu, pemaaf dan penyayang kepada orang-orang mukmin.” ( QS.Al-Taubah (9):128 )
Surat al-Taubah ayat 9 ini berbicara tentang beberapa sifat Nabi yang patut diteladani oleh setiap umatnya. Sifat yang pertama, beliau ikut menderita bersama penderitaan umat, berat terasa olehnya penderitaanmu. Terhadap umatnya, Rasulullah ibarat seorang ibu yang sedang mengasuh anak-anaknya. Hati beliau akan sangat sedih sekali melihat umatnya menderita, sakit atau tertimpa musibah. Beliau bahkan lebih menderita daripada seorang ibu yang melihat anaknya menderita penyakit.

Sikap empati ini juga beliau anjurkan kepda setiap umatnya. Beliau bersabda, “Barangsiap yang tidak bersedih dengan musibah yang menimpa kaum muslimin, maka ia bukan bagian dari mereka.” Beliau juga bersabda, “sesama muslim harus seperti sebuah tubuh, jika satu anggota menderita sakit, seluruh badan ikut merasakannya.”

Sifat yang kedua, sangat mengharap kebaikan sebanyak-banyaknya untuk umat muslim, sangat menginginkan kebaikan untukmu. Artinya, Rasulullah ikut bergembira dengan kegembiraan yang dirasakan oleh salah seorang umatnya. Tak ada rasa iri ataupun keinginan agar nikmat yang dimiliki seseorang hilang dari dirinya. Meski terdengar cukup sederhana, sifat ini hanya bisa terdapat pada diri orang yang hatinya bersih dari dengki, iri dan sifat-sifat tercela lainnya. Jika para pemimpin rakyat memiliki sifat ini, tentu rakyat akan hidup dalam kemakmuran.

Sifat berikutnya adalah sangat pemaaf dan penuh kasih sayang kepada orang-orang yang beriman. Dalam ayat yang lain, Allah mengilustrasikan masayarakat muslim di masa Nabi dengan ucapan, “sangat tegas kepada orang-orang kafir, saling kasih sayang sesama mereka.” Dan Rasulullah adalah orang pertama yang mencontohkan hal itu kepada mereka. Sebagai umatnya, kita diharuskan untuk meneladani sifat-sifat dan akhlak mulia ini semaksimal mungkin. Rasulullah saw pernah bersabda, “Sesungguhnya orang yang paling aku cintai dan paling dekat dengan aku pada hari akhir kelak adalah yang termulia akhlaknya. Subhanallah

*Lubna Amir, MA (Kasi Seni Keagamaan DITPENAIS)